IKLAN BERBAYAR

Silakan hubungi kami dengan mengeklik gambar ini!.

Mengukur Kelayakan Calon Pemimpin DPM dan Presma, Langkah Demokrasi di UMP

Dok : KPUM

Qalammadani.com, UM Pontianak - Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) Universitas Muhammadiyah Pontianak menyelenggarakan uji kelayakan publik calon Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) dan Presiden Mahasiswa (Presma). Kegiatan ini bertempat di Taman Universitas Muhammadiyah Pontianak kegiatan dimulai pukul 18.30 WIB. Minggu, (7/7/2024). Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menguji kelayakan calon DPM dan Presma di masa mendatang. 

Uji kelayakan publik ini adalah langkah awal dalam proses Pemilihan Raya Mahasiswa yang menjadi momentum penting dalam proses demokrasi di lingkungan kampus UMP. Dengan tema "Demokrasi Sehat UMP Progresif", diharapkan proses pemilihan berlangsung dengan transparan, adil, dan mengedepankan nilai-nilai demokrasi yang kuat.

Kegiatan uji kelayakan publik ini dibuka langsung oleh Ikram Hasrul, ketua DPM 2023/2024. Dalam sambutannya, dia berharap ke depannya baik DPM maupun BEM bisa lebih baik lagi, mengingat DPM baru terbentuk di masa kepengurusannya.

Dalam uji kelayakan publik kali ini, terdapat dua panelis yang menilai pasangan calon, yaitu Zean Novrian (Presma 2022/2023) dan Muhammad Rizal Amrullah (Presma 2023/2024). Kedua panelis ini menanyakan visi dan misi para calon untuk memajukan kampus dan mewakili suara mahasiswa UMP.

Selain Zean dan Rizal, mahasiswa yang hadir dalam kegiatan tersebut juga diberi kesempatan untuk bertanya langsung atau memberikan tanggapan kepada calon DPM dan Presma, yang bertujuan untuk mendengarkan pendapat dan saran dari perwakilan ormawa.

Tahun ini terdapat satu pasangan calon DPM, yaitu Zainal Abidin Saragi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, serta Muhammad Sherkan dari Fakultas Hukum sebagai calon Presma, dan Fatur Rahman dari Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer sebagai calon Wakil Presma. Mereka akan bertarung melawan kotak kosong pada hari Selasa, 9 Juli 2021. Para calon DPM dan Presma memperkenalkan diri, menyampaikan visi, dan menjelaskan program-program kerja yang akan mereka laksanakan jika terpilih.

Dengan adanya uji kelayakan publik ini, diharapkan tercipta lingkungan kampus yang demokratis, progresif, dan memberikan ruang bagi mahasiswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan kampus dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kepentingan mahasiswa secara keseluruhan.

Ketua Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa, Syayid Zaki Alfaridzi, menjelaskan tujuan dari kegiatan uji kelayakan ini. "Tujuan adanya uji kelayakan ini adalah untuk menjadi suatu forum di mana mahasiswa yang hadir sebagai audiens dapat menanyakan keresahan dan keinginan mereka terhadap calon Presiden Mahasiswa, Wakil Presiden Mahasiswa, serta calon DPM," jelasnya.

Dengan banyaknya audiens yang hadir, kegiatan ini menunjukkan bahwa mahasiswa masih peduli terhadap kebutuhan mereka dari para pemimpin yang akan menempati jabatan di BEM dan DPM. "Kehadiran banyak audiens menjadi salah satu indikator bahwa mahasiswa masih peduli terkait apa yang dibutuhkan dari seorang pemimpin di BEM dan DPM," tambahnya.

Syayid juga menjelaskan alasan mengapa kegiatan ini dilakukan di malam hari. "Malam menjadi waktu yang progresif bagi kami karena teman-teman sudah segar dari segala aktivitas. Malam hari adalah waktu yang tepat untuk berpikir jernih dan tenang, sehingga mereka bisa mengutarakan pemikiran mereka kepada calon-calon wakil ini," katanya.

Pemilihan lokasi di Taman UMP juga memiliki tujuan khusus. "Kami ingin mengutarakan pandangan baru bahwa uji kelayakan di pojok-pojok kampus diperlukan untuk pergerakan yang besar ke depannya, meskipun fasilitas yang kami dapatkan mungkin masih kurang," jelas Syayid.

Habbija Vichandra, salah satu peserta kegiatan, menyampaikan harapannya untuk Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa BEM Universitas Muhammadiyah Pontianak yang akan datang. Ia berharap mereka dapat mengemban amanah dengan baik dan mampu merangkul semua elemen mahasiswa.

"Semoga apa yang telah dikatakan malam ini bisa direalisasikan ketika menjadi Presma dan Wapresma BEM KM Universitas Muhammadiyah Pontianak," ungkapnya.

Selain itu, Habbija juga menyarankan agar kepemimpinan yang baru nantinya mengevaluasi kesalahan pemimpin sebelumnya. Ia menekankan pentingnya perhatian yang lebih terhadap urusan internal kampus dibandingkan dengan eksternal.

"Dengan evaluasi yang baik, diharapkan kesalahan masa lalu tidak terulang kembali, dan perhatian terhadap internal kampus lebih ditingkatkan," tambahnya.


Selsa & Samsul
Lembaga Pers Qalam Madani 2024

Posting Komentar

0 Komentar